Minggu, 24 Oktober 2010

waktu_cipt fandy_f4nd.blogspot.com



indah hari yang kursakan, kini akan pergi tinggalkan kenangan
semua yg kita lalui bersama, kini akan sirna di telan waktu

dengarkan sejenak, bisikan hatimu jgn kau ingkari
biarkan rasa ini , selalu bersamaku dalam hatiku

kini hanya menghitung hari tuk merasa kehilangan
menganis...seakan ingin meninggalkan semua...

Kamis, 21 Oktober 2010

lanjutan... Anak Durhaka Membawa Orang Tua Masuk Surga

Negara bagaikan sebuah keluarga bagi saya, yang di dalamnya ada sebuah kasih dan sayang. Seorang kepala Negara bagaikan seorang ayah dalam sebuah keluarga, ibu adalah sebuah tanah air dan para pejabat Negara bagaikan Om / paman buat kami. Keluarga kami sangat kaya akan warisan dan perusahaan, namun karena kekakayaan itulah yang menyebabkan ini semua terjadi.

Saat kami bertengkar dalam suatu perbedaan, kami berharap ia mendamaikan

Saat kami butuh perhatian, kami berharap ia ada untuk kami

Saat kami bersedih , kami berharap ia bisa menghibur kami

Saat kami kelaparan, saya hanya butuh perhatian

Tapi itu semua berbanding terbalik dengan semua pengharapan. Tiada lagi canda dan tawa, yang ada hanyalah sebuah kemunafikan dalam senyum yang palsu.

Ayah terlalu sibuk dengan relasi-relasinya, sedangkan paman-paman selalu sibuk untuk mendapatkan posisi dalam perusahaan keluarga hingga tak mengenal lagi sebuah ‘kata’ ‘persaudaraan’ dan musnahlah sudah ikatan persaudaraan.

Saat anak-anaknya bertengkar dan saling bunuh karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga. Ayah malah sibuk dengan relasinya dan lebih takut kehilangan relasinya daripada kehilangan anak-anaknya ataupun keluarganya. Sedangkan paman-paman bertengkar dalam memperebutkan sebuah posisi dalam perusahaan-perusahaan keluarga dan memprovokasi keponakan-leponakannya dalam melancarkan usahanya dengan saling mengadu domba dalam keluarga.

Kenapa kita tidak jalan bersama-sama sambil bergengaman tangan dengan usaha kita sendiri tanpa kita bergantung pada orang lain, dan coba kasih sebuah kepercayaan serta kesempatan kepada kemampuan kita sendiri.

Saatnya kita bangun, buka mata, hati dan pikiran untuk melihat lingkungan di sekitar untuk melakukan perbaikan buat perubahan yang lebih baik, bukanya perubahan untuk perbaikan.

Kami melawan bukan karena tanpa tujuan tapi untuk membawa orang tua masuk surga nanti.

karena :

saya bosan dengan kemunafikan

saya benci dengan semua ini

saya ragu pada semua orang

saya ingin semua berhenti

mohon maaf kalau sedikit ada ngawur, karena saya tidak berharap kalian untuk mengerti....

Sabtu, 02 Oktober 2010

Anak Durhaka Membawa Orang Tua Masuk Surga

Apa yang terlintas dalam fikiran kalian saat mendengar kata penjahat, mungkin anda akan berfikir dalam konotasi yang negative, tapi cobalah kita berfikir dalam denotasi yang positif. Kenapa ia bs dikatakan jahat?, apa yang membuat ia menjadi seorang penjahat?, kapan ia menjadi seorang penjahat?, siapa yang membuat ia menjadi penjahat?, dimana ia dikatakan sebagai penjahat? dan bagaimana bisa dikatakan ia sebagai seorang penjahat?. Begitu halnya saat anda mendengar sebuah kata Durhaka, mungkin terlintas dalam benak anda adalah seorang anak yang selalu melawan orang tua. Namun coba kita balik pemikiran tersebut dan coba kita berimajinasi dengan membalikkan sebuah stereotype. Saya tidak berharap anda mengerti apa yang saya lakukan, tapi cobalah untuk berimajinasi.

Kenapa harus ada yang namanya anak durhaka???. Kenapa selalu anak yang disalahkan saat kita coba untuk mempertahankan apa yang baik kalau itu baik. Kenapa kita harus berbohong terhadap sebuah keadaan, dan coba untuk kalian pahami.

Dalam setiap agaman pun mempunyai sebuah perbedaan dalam menjalankan ibadahnya, serta dalam satu agama pun mempunyai berbagai pandangan yang berbeda dalam mengartikan sebuah ajaran yang telah di wahyukan. Tetapi mempunyai kesamaan dalam mengajarkan kebaikan. Namun perbedaan yang seharusnya menjadi sesuatu yang benar, malah berbanding terbalik menjadi sesuatu yang mencari siapa yang benar?.

Apa yang pernah diajarkan tentang sebuah kebenaran dulu, berbanding terbalik dengan kenyataan sekarang.

Dalam mencari suatu yang benar, kita harus mencari dulu suatu yang salah.

Namun semua itu harus ada sebuah kepercayaan.

Apakah orang bersalah di masa silam, harus selalu di hukum dengan kesalahannya tanpa diberikan kesempatan untuk memperbaikinya.

Kadang yang tua selalu saja memandang yang muda dengan sebelah mata, padahal ia bisa menjadi segalanya.

Coba kita lihat pemerintahan sekarang ini, siapa yang mendominasi?. Pastilah yang tua, dan apa yang mereka berikan?.

Siapa yang banyak melakukan korupsi?, dan apa efek dari perbuatan tersebut.

Saat yang muda berusaha ingin menggantikan yang tua, kenapa harus di pertanyakan dan diperdebatkan?. Kenapa tidak diberikan kesempatan untuk melaksanakan?.

Kenapa yang muda masuk kedalam lembah hitam, melakukan mabuk-mabukkan, tawuran dll. Siapakah yang salah?.

Saat seorang anak mulai dewasa dan coba untuk melawan semua yang salah terhadap orang tua, apakah itu di anggap salah. Mungkin jawabannya adalah caranya yang kurang tetap.

Tapi situasinya berbeda dengan apa yang di ajarkan. Namun ini merupakan sebuah pilihan agar orang tua bisa masuk surga kelak nanti.

Saya tidak berharap anda akan mengerti tetapi coba memahami sebuah situasi.

Bersambung….