Kamis, 21 Oktober 2010

lanjutan... Anak Durhaka Membawa Orang Tua Masuk Surga

Negara bagaikan sebuah keluarga bagi saya, yang di dalamnya ada sebuah kasih dan sayang. Seorang kepala Negara bagaikan seorang ayah dalam sebuah keluarga, ibu adalah sebuah tanah air dan para pejabat Negara bagaikan Om / paman buat kami. Keluarga kami sangat kaya akan warisan dan perusahaan, namun karena kekakayaan itulah yang menyebabkan ini semua terjadi.

Saat kami bertengkar dalam suatu perbedaan, kami berharap ia mendamaikan

Saat kami butuh perhatian, kami berharap ia ada untuk kami

Saat kami bersedih , kami berharap ia bisa menghibur kami

Saat kami kelaparan, saya hanya butuh perhatian

Tapi itu semua berbanding terbalik dengan semua pengharapan. Tiada lagi canda dan tawa, yang ada hanyalah sebuah kemunafikan dalam senyum yang palsu.

Ayah terlalu sibuk dengan relasi-relasinya, sedangkan paman-paman selalu sibuk untuk mendapatkan posisi dalam perusahaan keluarga hingga tak mengenal lagi sebuah ‘kata’ ‘persaudaraan’ dan musnahlah sudah ikatan persaudaraan.

Saat anak-anaknya bertengkar dan saling bunuh karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga. Ayah malah sibuk dengan relasinya dan lebih takut kehilangan relasinya daripada kehilangan anak-anaknya ataupun keluarganya. Sedangkan paman-paman bertengkar dalam memperebutkan sebuah posisi dalam perusahaan-perusahaan keluarga dan memprovokasi keponakan-leponakannya dalam melancarkan usahanya dengan saling mengadu domba dalam keluarga.

Kenapa kita tidak jalan bersama-sama sambil bergengaman tangan dengan usaha kita sendiri tanpa kita bergantung pada orang lain, dan coba kasih sebuah kepercayaan serta kesempatan kepada kemampuan kita sendiri.

Saatnya kita bangun, buka mata, hati dan pikiran untuk melihat lingkungan di sekitar untuk melakukan perbaikan buat perubahan yang lebih baik, bukanya perubahan untuk perbaikan.

Kami melawan bukan karena tanpa tujuan tapi untuk membawa orang tua masuk surga nanti.

karena :

saya bosan dengan kemunafikan

saya benci dengan semua ini

saya ragu pada semua orang

saya ingin semua berhenti

mohon maaf kalau sedikit ada ngawur, karena saya tidak berharap kalian untuk mengerti....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar